RUMUS

Rumus Shut Down Point: Memahami Kapan Waktu Terbaik Menghentikan Usaha

Hello Kaum Berotak, sudahkah kamu tahu apa itu rumus shut down point?

Setiap orang pasti ingin usahanya berhasil dan mendatangkan keuntungan yang banyak. Namun, dalam perjalanannya, tidak semua usaha berjalan lancar dan menguntungkan. Ada kalanya kita harus menghadapi kegagalan dan memutuskan untuk menghentikan usaha tersebut.

Namun, bagaimana cara kita mengetahui kapan waktu yang tepat untuk menghentikan usaha? Di sinilah pentingnya memahami rumus shut down point.

Apa itu Rumus Shut Down Point?

Rumus shut down point adalah sebuah metode untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk menghentikan usaha atau proyek yang sedang berjalan. Dalam bisnis, rumus ini digunakan untuk menghitung jumlah pendapatan yang diperoleh dari usaha tersebut dan membandingkannya dengan biaya yang dikeluarkan.

Jika pendapatan yang diperoleh lebih rendah dari biaya yang dikeluarkan, maka usaha tersebut tidak menguntungkan dan sebaiknya dihentikan. Sedangkan jika pendapatan lebih besar dari biaya, maka usaha tersebut masih layak untuk dilanjutkan.

Cara Menghitung Rumus Shut Down Point

Untuk menghitung rumus shut down point, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan:

  1. Hitung biaya tetap (fixed cost) yang dikeluarkan untuk memulai usaha.
  2. Hitung biaya variabel (variable cost) yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produk atau layanan.
  3. Tentukan harga jual (price) dari produk atau layanan yang dihasilkan.
  4. Hitung margin kontribusi (contribution margin) dari satu unit produk atau layanan, yaitu selisih antara harga jual dan biaya variabel.
  5. Hitung break even point (BEP), yaitu jumlah produk atau layanan yang harus dijual agar pendapatan sama dengan biaya total (fixed cost + variable cost).
  6. Hitung shut down point (SDP), yaitu jumlah produk atau layanan yang harus dijual agar pendapatan sama dengan biaya variabel. Jika penjualan di bawah SDP, maka usaha tersebut tidak menguntungkan dan sebaiknya dihentikan.

Keuntungan Menggunakan Rumus Shut Down Point

Menggunakan rumus shut down point memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

  • Memudahkan pengambilan keputusan dalam menghentikan usaha yang tidak menguntungkan.
  • Menghindari kerugian yang lebih besar dengan segera menghentikan usaha yang tidak berpotensi menghasilkan keuntungan.
  • Mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan menghindari pemborosan biaya.

Contoh Penerapan Rumus Shut Down Point

Misalnya, seorang pengusaha memulai usaha pembuatan kue dengan biaya tetap sebesar Rp 10 juta dan biaya variabel sebesar Rp 5 ribu untuk setiap kue yang diproduksi. Harga jual kue tersebut adalah Rp 10 ribu per kue.

Dari perhitungan, margin kontribusi per kue adalah Rp 5 ribu (Rp 10 ribu – Rp 5 ribu). Break even point (BEP) adalah 2 ribu kue (Rp 10 juta / Rp 5 ribu). Sedangkan shut down point (SDP) adalah 2 ribu kue (Rp 10 juta / Rp 5 ribu).

Jadi, jika penjualan kue di bawah 2 ribu kue, maka usaha tersebut tidak menguntungkan dan sebaiknya dihentikan.

Kesimpulan

Rumus shut down point adalah metode yang penting untuk menentukan kapan waktu terbaik untuk menghentikan usaha atau proyek yang tidak menguntungkan. Dengan memahami rumus ini, kita dapat menghindari kerugian yang lebih besar dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya.

Jangan lupa untuk selalu menghitung rumus shut down point sebelum memulai usaha baru atau mengembangkan usaha yang sudah ada. Selamat mencoba!

Sampai Jumpa Kembali di Artikel Menarik Lainnya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Articles

Back to top button