RUMUS

Rumus Active dan Passive Voice untuk Kaum Berotak

Hello Kaum Berotak, kali ini kita akan membahas tentang rumus active dan passive voice dalam bahasa Indonesia. Bagi kamu yang sering menulis, baik itu artikel, laporan, atau tugas sekolah, pasti sudah tidak asing lagi dengan dua jenis kalimat ini. Namun, apakah kamu sudah benar-benar memahami perbedaan dan cara penggunaannya? Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

Apa itu Active dan Passive Voice?

Active voice adalah kalimat yang subjeknya melakukan tindakan pada objek. Sedangkan, passive voice adalah kalimat yang subjeknya menerima tindakan dari objek. Contohnya:

  • Active voice: Saya membeli buku.
  • Passive voice: Buku dibeli oleh saya.

Pada kalimat active, subjeknya (saya) melakukan tindakan (membeli) pada objek (buku). Sedangkan pada kalimat passive, subjeknya (buku) menerima tindakan (dibeli) dari objek (saya).

Cara Membentuk Kalimat Active dan Passive Voice

Untuk membentuk kalimat active, kita harus mengikuti pola:

  1. Subjek + Verb + Objek
  2. Contoh: Saya membeli buku.

Sedangkan untuk kalimat passive, kita harus mengikuti pola:

  1. Objek + To be (is, am, are, was, were) + Verb 3 + oleh + Subjek
  2. Contoh: Buku dibeli oleh saya.

Penting untuk diingat bahwa pada kalimat passive, objek menjadi subjek dan subjek menjadi objek. Selain itu, kita juga harus menambahkan kata “oleh” setelah kata kerja.

Kapan Harus Menggunakan Active dan Passive Voice?

Pemilihan antara active dan passive voice tergantung pada konteks dan tujuan penulisan. Berikut ini adalah beberapa contoh situasi yang cocok menggunakan masing-masing jenis kalimat:

  • Active voice cocok digunakan pada kalimat yang ingin menonjolkan subjeknya.
  • Contoh: Saya menulis artikel ini.
  • Passive voice cocok digunakan pada kalimat yang ingin menonjolkan objeknya atau tidak ingin menunjukkan siapa yang melakukan tindakan.
  • Contoh: Artikel ini ditulis dengan hati-hati.
  • Active voice cocok digunakan pada kalimat yang ingin menekankan kejadian yang sedang berlangsung saat ini.
  • Contoh: Saya sedang menulis artikel ini.
  • Passive voice cocok digunakan pada kalimat yang ingin menunjukkan kejadian yang sudah terjadi (past tense).
  • Contoh: Artikel ini sudah ditulis sejak seminggu yang lalu.

Kelebihan dan Kekurangan Active dan Passive Voice

Masing-masing jenis kalimat memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

  • Kelebihan Active Voice:
    • Lebih mudah dipahami dan lebih natural.
    • Memudahkan untuk menunjukkan siapa yang melakukan tindakan.
  • Kekurangan Active Voice:
    • Tidak bisa menunjukkan siapa yang menerima tindakan.
    • Kalimat yang terlalu panjang bisa terlihat rumit.
  • Kelebihan Passive Voice:
    • Dapat menunjukkan objek yang penting.
    • Tidak perlu menyebutkan siapa yang melakukan tindakan.
  • Kekurangan Passive Voice:
    • Lebih sulit dipahami dan terkesan tidak natural.
    • Tidak bisa menunjukkan siapa yang melakukan tindakan.

Kesimpulan

Jadi, itulah penjelasan lengkap tentang rumus active dan passive voice dalam bahasa Indonesia. Kita harus memilih jenis kalimat yang tepat sesuai dengan konteks dan tujuan penulisan. Meskipun masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, namun keduanya sama-sama penting dalam bahasa Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kamu, Kaum Berotak!

Sampai Jumpa Kembali di Artikel Menarik Lainnya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Articles

Back to top button